Thursday, 23 October 2025

Green Day di Carnaval Ancol Feb 2025

“It’s something unpredictable.. But in the end it’s right.. I hope you had the time of your life”

Green Day adalah salah satu band yang masuk di top 5 band yang harus ku tonton. Walau start dengerin green day adalah basket case lalu loncat ke album American Idiot duluan. Namun Green Day adalah salah satu band yang ku lanjut kulik album-album sebelumnya, dari album Kerlpunk sampai paling akhir diikuti ya 21st Century Breakdown. Setiap album pasti ada lagu favorit. Meskipun kalau album favorit tetep Dookie baru American Idiot.

Tahun 2020 Green Day mengadakan tour dan mampir Singapore. Betapa kegirangannya waktu itu! Waktu itu masih berdua saja bersama suami, kami rencakan dan book semua akomodasi untuk menonton band favorit dari SMP. Namun kita ga pernah tau covid bakal membuat semuanya gagal. Tiket menonton tentu di refund. Tapi semua akomodasi pemerbangan tentu saja hangus. Dan paling sedih jadinya tidak kesampaian nonton, ya bagaimana lagi seluruh dunia juga begini.

Hingga akhirnya Ravel mengumumkan Green Day akan dibawa ke Jakarta setelah 6 tahun pupus dan hangus itu. Tanpa berpikir panjang dengan uang yang telah dikumpulkan marilah kita wujudkan yang dulu tidak kesampaian itu. Karena ingin menyaksikan dengan suami alhasil kita boyong juga mbak yang menjaga anak kami ke Jakarta, ini akan menjadi pertama kali dia ditinggal bapak ibunya menonton konser dan di tempat yg baru. Dia pun mendapat pengalaman untuk dipelajari (kamu harus mulai terbiasa nak)

Acara di mulai pukul 20.00 dan diakhiri sekitar 22.00 dengan membawakan 24 lagu. Dibuka dengan Bohemian Rhapsody dan Blizkrieg Bop yang juga membuatku bertanya-tanya kenapa menggunakan 2 lagu ini (pertanyaan serupa seperti ketika smashing cover berlin). Lagu pertama diawali dengan The American Dream Is Killing Me. Entrance Billie  Joe, Mike Dirnt dan TrĂ© Cool cukup menciptakan euforia di aku semacam otomatis teriak aaak gitu.

Highlite yg membekas dalam (petualangan) menonton Green Day

1. Akhirnya menonton bersama pasangan

Yes ini juga sebuah konser yg patut dirayakan karena saat ini sering shift-shift-an karena sudah memiliki anak, akhirnya bisa nonton berdua lagi. Meskipun pasangan mengaku poser haha tapi siapa sih yang tidak tau lagu-lagu Green Day. Setidaknya pasanganku tidak hanya mengetahui Wake Me Up When September Ends hahaha tumbuh besar bersama Dookie dan semua lagu di American Idiot. Terakhir kami menonton bersama adalah sebelum pandemi (ya 6 tahun silam) yaitu Scorpion dan Whitesnake. Dan waktu itu aku yg poser karena hanya tau Still Loving You (Scorpion), Is This Love dan Here I Go Again (Whitesnake) wahaha. Dengan menonton bersama di konser ini bisa sing along "Dearly beloved" bersama dan yang paling penting rasan-rasan bersama hahaha. Dan sungguh perjalanan pulang dan pergi sejauh itu lebih enak jika ada temannya (walau kalau sendirian pun tetep dilakoni). 

2. Berjalan dan berjalan dan berjalan 

(Berangkat) Sesungguhnya pengalaman ini yang paling membekas. Kami berangkat sebelum magrib menuju titik point yg kiranya sudah kami cek dan benar namun ternyata salah pintu (dan banyak sekali temannya). Pak ojol yg sungguh solutif menawarkan bantuan dengan lawan arah yg sungguh membuat komat kamit religius hahaha. Sampai di gerbang kami beradu koneksi internet yg tidak seberapa itu untuk login tiket agar terbeli tiket masuk ke Ancol. Perjalanan dimulai ke pintu venue yg wow ternyata jauh. Dengan kondisi habis jalan-jalan per hari 10ribu langkah wah… memang sudah pemanasan tapi ya kaki ini sungguh membutuhkan minyak gosok seketika haha. Sempat berhenti di toilet dekat pantai dulu sambil menghirup aroma pantai. Setelah sampai di pintu venue sudah sangat padat dan kami harus mengisi perut terlebih dahulu. Tidak hanya agar kuat berdiri tapi juga agar kuat jalan pulang hahaha. Cukup banyak booth makanan dan minuman. Tapi paling mencolok adalah booth sponsor berjejer seperti antangin, fatigon dan apalagi ku lupa. Sungguh merepresentasikan yg datang adalah segmen usia senja haha. Seharusnya ada booth kutus-kutus T.T. Kami menonton di Cat 1 yg sudah cukup penuh setengahnya. Cukup beragam yang datang tidak hanya orang-orang tua saja. Cukup banyak generasi seusiaku dan juga dibawahku. Banyak juga yg dress up. Wanita dan anak-anak (bukan balita ya) juga cukup banyak. Tidak se-segmented di konser smashing pumpkins.

(Pulang) Nah setelah 2 jam berdiri selama konser berjalan kami rest terlebih dahulu mengumpulkan niat untuk berjalan haha. Setelah menghubungi teman kami (habsari) kami niatkan untuk berjalan dan mencari tempat menunggu ojol. Dengan converse hitam ini sungguhlah tidak nyaman perjalanan pulang beberapa kali berhenti sebentar hingga bertemu teman kami pas di pintu keluar dan mengobrol  hingga jam 12 malam (sambil istirahat lagi). Setelah dirasa tidak begitu padat, yak perjalanan selanjutnya adalah kembali ke penginapan kami dengan memilih ojol secara offline. Kami melaju tanpa mengenakan helm (alhamdulillah tidak "cenglu" ya - banyak yg begini), tentu melawan arah #2 di jalur truk tronton itu, menerjang palang kereta yg sudah tertutup (yg aku bertanya2 kenapa harus diterjang, why, keretanya udah keliatan lagi), salah belok dan hampir ditabrak (untuk tangan ku ini sangat lihai seperti mbak2 suka touring untuk memberi sinyal slowdown). Akhirnya sampailah di penginapan dan ku ucapkan ke bapak ojol “terima kasih banyak pak atas petualangannya” bapak itu hanya tertawa. Sungguh seram sepanjang jalan berdoa semoga selamat sampai bertemu anakku kembali walaupun dijalan kami balut dengan ketawa2 aja sama bapaknya. Thanks pak.

3. Moment pertama kali menangis di konser

Sungguh cringe tapi bagaimana lagi memang begitu. Greenday membawakan setlist diawal era When I Come Around kemudian era 21 Guns balik ke Minority full sing along kompak bersama rombongan mbak-mbak di belakangku.  Setelah Brain Stew masuk ke American Idiot dan mengikuti urutan lagu di albumnya. Sebetulnya sepanjang lagu-lagu sebelumnya selalu membatin “wah akhirnya nonton live lagu-lagu motivasi punk rock ketika SMP-SMA” Nah ketika masuk ke lagu Are We The Waiting benar-benar throwback ketika SMP mendengarkan lagu ini di kamar dan berkhayal bisa menonton Green Day (pada saat itu seperti mimpi yang rasanya tidak akan terwujud). Langsung menitikkan air mata haha sungguh sentimentil, tidak seperti ketika The Strokes yg cengengesan. 


Konser selesai tepat waktu ditutup dengan manis Good Riddance (Time of Your Life) yg sungguh sangat ku maknai begitu dalam. Akhirnya bisa menyaksikan lagu ini dirangkul oleh suami tercinta. Dulu lagu ini hanya sebatas lagu buat latian main gitar karena lirik-lirik yg inspirasional bin motivasional pasti datang dari semacam Warning atau Macy’s Day Parade. Namun dewasa ini (halah) ternyata lirik Time of Your Life barulah sungguh bermakna. Seperti kata Billie Joe simpanlah smartphone mu dan nikmatilah momen saat ini karena kamu membayar bukan untuk merekam tapi untuk hadir dan menikmati konser ini dengan matamu sendiri. 

Sangat puas bisa bernyanyi bersama-sama Longview, When I Come Around, dan tentu St Jimmy!!! Walau Warning tidak dibawakan setidaknya Letterbomb ada! Thanks Green Day <3 (2 dari 5 band ku sudah ter checklist!) 





No comments:

Post a Comment

Most Popular