“I don’t wanna change your mind.. I don’t wanna change the world.. I just wanna watch it go by”
Ini adalah pertama kali-nya The Strokes ke Indonesia dengan waktu yang sangat tepat dengan timeline-ku yang sudah kembali ke dunia persilatan setelah melahirkan. Saat itu tidak menyangka ada yang bawa The Strokes kesini. Terima kasih We The Fest!
Karena ini format festival jadi sebelumnya ada beberapa penampil yang aku tidak tahu siapa saja haha mohon maaf. Sampai di GBK sekitar jam 10 agar bisa didepan (cukup ambisius untuk melihat Jules) lalu membeli air mineral dan melihat booth makanan sejenak. Setelah penampil sebelum The Strokes selesai mulai mendesak mengikuti gerombolan mas-mas yang juga ingin didepan dan sekitar jam 11 malam Jules cs masuk ke panggung. Dimulai dengan THE MODERN AGE!!!!
1. Bernyanyi dengan melodi gitar
Sebetulnya ini adalah jokes-ku dengan suami ketika mendengarkanku menyanyikan salah satu lagu the strokes dan yang paling lantang adalah bagian melodi gitar hahaha. Karena itu aku mencoba mengingat nanti kalo pas nonton live lebih baik aku nyanyikan dalam hati saja melodi gitar itu agar tidak terdengar freak haha. Namun ternyata semua orang menyanyikan melodi gitar! Paling keras dimulai ketika intro The Adults Are Talking kemudian You Only Live Once.. “teterereret tet tet tereret!”.. sangat tidak menyangka hahaha paling santer lagi ketika masuk Hard To Explain dan lagu terakhir. Menyanyikan melodi gitar berjamaah.
2. Julian, julian, julian
Dulu kalo nonton di youtube ketika live suka mikir ini orang niat apa ga sih tapi kok ya tetep keren. Secara suara tidak jelek-jelek amat tapi juga tidak bagus-bagus amat tapi aku suka. Kesan Julian yang tidak niat tapi terlihat sedikit canggung tapi juga cuek sangat tergambar di panggung. Ketika ada fans berkaos Misfits yang mau mainin Juicebox (yang ternyata itu drummernya Sajama Cut, penonton bilang “kasih tau dam!”) itu semacam ikut deg-degan apakah akan lancar sampai kelar lagu haha. Tapi semua berjalan dengan sesuai dan diapresiasi oleh Jules, “Great job man, fuck yea man”. Julian bilang kalo ini magical night dan akan balik lagi ke Jakarta. Aku ga paham magical dari sisi mana-nya tapi kayaknya dia ga nyangka di Jakarta ternyata The Strokes punya banyak fans yang beneran sing along dari awal sampai akhir hahaha (se-melodi gitar-nya)
3. Tersenyum sepanjang konser
Dengan segala effort perjalanan ke Jakarta bersama anak 1 tahun yang masih harus masak sendiri (belum rela memberikan makanan jajanan dari luar buat anak :D) jadi kami memesan apartment yang ada dapurnya dan membawa panci teflon di koper kami hahaha dan membeli bahan masakan dan beras secara online. Perjalanan mengantar ibu nonton konser ini penuh persiapan tapi juga penuh experience dan sekalian banyak kuliner dengan suami (makanan bapak ibunya tidak perlu masak haha). Dengan persiapan tetek bengek itu membuat perasaan didepan panggung bener-bener 100% fun bahkan tidak ada sentimental feeling apapun haha karena Julian yang begitu kali ya. Crowd-nya juga begitu fun dan hampir mostly sing along semua. Jadi bener-bener hanya cengengesan dan nyanyi terus (masih lucu ketika menyanyikan melodi gitar bersama ahaha). Setlist didominasi Room On Fire, Is This It, lalu First Imppression. Tidak menyangka Meet Me In The Bathroom dan Welcome To Japan di bawakan :””D Tapi yang favorit ketika Under Control dan Hard To Explain!!!! Semua lagu suka semuaa!!
Sejumlah 16 lagu selesai dibawakan di pukul 00.30 pagi dengan Reptilia sebagai lagu terakhir. Sudah pasti kalo ada The Strokes deket-deket sini akan nonton lagi. Ini adalah band yg bisa ku tonton berkali-kali!! Thanks The Strokes. Love Julian.
















